Siswa KKN-T UNMA Majalengka menghidupkan kembali taman membaca di desa Majasuka

Majalengka, tapkijaja.com-pohi-roh menghidupkan kembali budaya literasi terus dipromosikan oleh siswa dari Universitas Kuliah Pekerjaan Nyata Tematik (KKN-T) Majalengka yang bertugas di Desa Majasuka, Distrik Palasah, Kabupaten Majalengka.

Dalam upaya untuk meningkatkan minat membaca masyarakat, terutama anak -anak, siswa memulai revitalisasi dan aktivasi Taman Membaca Komunitas (TBM) sebagai pusat kegiatan melek huruf desa. TBM, yang sebelumnya kurang aktif, sekarang hidup lagi dengan berbagai kegiatan pendidikan dan kreatif.

Berbagai kegiatan literasi disajikan untuk menarik minat membaca anak -anak. Mulai dari meninjau buku membaca berdasarkan buku membaca, kunjungan keaksaraan ke sekolah, kompetisi penulisan cerita, hingga apresiasi literasi desa.

Dalam program ini meninjau cerita, siswa menyiapkan buku membaca yang dibaca langsung di depan anak -anak. Setelah itu, mereka diminta untuk menceritakan kembali isi buku menggunakan bahasa mereka sendiri. Dalam prosesnya, anak -anak dilatih untuk mengenali karakter utama, alur cerita, konflik, dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Mereka juga diberi kesempatan untuk mengekspresikan pendapat secara verbal. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman membaca, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan keterampilan berpikir kritis sejak usia dini.

Selain TBM, kegiatan melek huruf juga dilakukan langsung ke sekolah. Siswa KKN-T UNMA mengunjungi SDN 1 Majasuka dan Sdn 2 Majasuka untuk memperkenalkan dunia melek huruf dengan cara yang menyenangkan. Anak -anak diundang untuk membaca bersama selama 10 menit sebelum pelajaran dimulai, lalu tinjau cerita yang dibaca oleh siswa. Metode ini membuat mereka merasa bahwa membaca bukanlah aktivitas yang membosankan, tetapi aktivitas yang penuh dengan imajinasi dan kegembiraan.

Sebagai tindak lanjut, siswa mengadakan kompetisi penulisan cerita berbasis buku untuk siswa V-VI dan siswa sekolah menengah pertama. Peserta diminta untuk menulis ulang cerita yang telah mereka baca, dengan gaya bahasa dan imajinasi mereka sendiri. Beberapa mengembangkan cerita dengan plot baru atau menambahkan tokoh imajinatif sebagai bentuk ekspresi kreatif.

Pekerjaan peserta dinilai berdasarkan kreativitas, plot, dan pemahaman tentang isi bacaan. Kompetisi ini adalah tempat untuk menumbuhkan literasi yang produktif, di mana anak -anak tidak hanya pembaca, tetapi juga penulis yang mampu menuangkan ide secara tertulis.

Puncak serangkaian kegiatan adalah apresiasi dari literasi desa. Anak -anak prestasi mendapatkan sertifikat, piala, dan hadiah. Pemenang kompetisi penulisan cerita terbaik dan tinjauan cerita diumumkan di depan warga, guru, dan pejabat desa. Bahkan, mereka diberi kesempatan untuk membaca karya di depan umum.

“Kami ingin membuat taman baca ini tidak hanya tempat untuk membaca, tetapi juga ruang belajar yang menyenangkan untuk anak-anak desa,” kata Akmal Zubaedi, ketua desa Kkn-t Majasuka.

Program ini menerima respons positif dari penghuni. Ms. Uun (48), salah satu orang tua yang anak -anaknya aktif di TBM, mengaku senang dengan kegiatan ini.

“Di masa lalu, anak saya bermain lebih banyak ponsel, sekarang saya antusias tentang taman membaca karena ada banyak kegiatan menarik,” katanya.

Kepala Desa Majasuka, Deden Saputra, juga menghargai langkah -langkah siswa. “Terima kasih kepada siswa KKN-T karena telah menghidupkan kembali taman membaca komunitas sehingga minat anak-anak dalam membaca meningkat,” katanya.

Meskipun periode KKN akan berakhir, siswa telah menyiapkan sistem manajemen sederhana sehingga TBM terus berjalan secara mandiri dengan kelompok pemuda desa. Mereka berharap bahwa taman baca ini akan menjadi pusat pembelajaran dan kegiatan kreatif yang terus berkembang.

Langkah-langkah konkret siswa KKN-T UNMA adalah bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari hal-hal sederhana, membaca dan mengundang orang lain untuk dibaca.