Polisi menetapkan dugaan investasi menonjol di LINGGA, masih ada potensi tersangka lainnya – kutipan

Koleksi – Berbicara tentang investasi, orang Indonesia tidak kekurangan cerita. Dari janji keuntungan gila, hingga kesaksian yang membuat saya tergoda, ujung -ujungnya tidak sedikit yang berakhir di kantor polisi. Kali ini, drama berlangsung di Dabo Singkep, Lingga Regency, Kepulauan Riau. Seorang mantan karyawan Cabang BNI Life, dengan inisial SR, secara resmi dinobatkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan investasi yang melotot.

Rabu, 7 Mei 2025, polisi Lingga Resort mengumumkan status tersangka terhadap SR. AKBP Pahala Marua Nababan, SH, Sik, MH, Kepala Polisi Lingga, menyatakan bahwa tekad ini tidak hanya menebak. Semua dilakukan berdasarkan proses investigasi dan investigasi dengan bukti yang valid.

“Dari tahap investigasi hingga penentuan tersangka, kami telah melakukan semua prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku dan standar operasional,” kata hadiah dalam pernyataannya.

Tidak hanya ditentukan, SR juga segera diambil oleh tim Investigation Investigation Unit (Satreskrim) Lingga dari kediamannya di siang hari bolong, sekitar 12,50 WIB. Bukan hanya “meminta informasi”, SR segera dibawa ke kantor polisi dan ditahan. Langkah ini menunjukkan bahwa pihak berwenang tidak bermain dalam menangani kasus yang menyentuh sektor keuangan dan kepercayaan publik.

Tentu saja, ini bukan masalah satu orang. Nama besar BNI Life diseret karena SR adalah mantan karyawan. Meskipun sejauh ini hanya SR yang disebut sebagai tersangka, AKBP Pahala tidak mengesampingkan kemungkinan nama lain yang datang untuk bermain di belakang layar.

“Kami akan terus memperdalam dan tidak mengesampingkan kemungkinan tersangka lain yang terlibat dan kami memastikan bahwa semua prosedur dilakukan sesuai dengan peraturan dan standar operasional yang berlaku,” ketat.

Kalimat terakhir, bagi beberapa pembaca, dapat didengar seperti templat polisi yang khas – tetapi jangan salah, pernyataan ini menunjukkan bahwa proses hukum masih berjalan dan dapat menyebabkan pengungkapan jaringan yang lebih besar.

Kasus ini juga merupakan pengingat bahwa penampilan yang rapi dan status karyawan lembaga keuangan bukan jaminan praktik abu -abu gratis. Ketika publik mudah terpesona oleh janji “Cag Fast Cuan”, ruang untuk skema tonjolan lebih bebas untuk disebarkan.

Polisi Lingga Resort mengkonfirmasi komitmennya untuk bekerja secara profesional, transparan, dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku. Publik juga disarankan untuk tidak mudah tergoda oleh tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat, terutama jika tidak jelas legalitas dan keamanan.

SR sendiri, dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, mengakui bahwa sebanyak 30 orang telah menjadi korban skema yang dilakukannya. Dia juga mengakui bahwa total uang yang telah dia kumpulkan mencapai lebih dari RP. 7 miliar. Sejumlah yang, jika dibeli makanan goreng bernilai seribu, dapat bertemu satu stadion.

Ceritanya seperti ini, sejak 2021, SR mulai menawarkan skema investasi yang menjanjikan laba bulanan sebesar 20 persen. Dua puluh persen, bos! Tidak per tahun, tetapi per bulan. Jika Anda berpikir secara logis, itu seharusnya mulai mencurigakan. Tapi yang namanya terperangkap ingin untung dengan cepat, kadang -kadang logika ditempatkan di laci.

Secara bertahap, 30 penduduk Luncga menjadi korban. Mereka, 30 orang yang menyerahkan total uang Rp7,3 miliar kepada Sr. Tetapi alih -alih memasuki sistem kehidupan BNI, uang itu benar -benar memasuki akun pribadi SR.

Investasi adalah masalah logika, bukan mimpi. Jika yang dijanjikan terlalu manis, itu bisa berupa racun.

Laporan: Yuanda
Editor: Fikri
Laporan ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan.