Lingkaran Cinta, Ringkasan Karya Emas Benny Soebardja dalam format vinil

Subang, Tintahijau.com – Circle of Love bukan hanya album kompilasi. Dia adalah kaleidoskop musik yang merekam jejak kreatif Benny Soebardja, salah satu pelopor progresif Rock Indonesia, dalam periode emasnya sebagai solois di tahun 1970 -an.

Album ini adalah pilihan khusus dari tiga karya solo Benny yaitu Night Train, Gimme Piece of Gut Rock, dan The Lizzard tahun yang dikuratori dengan hati -hati dan direproduksi oleh label independen dari Kanada, Strawberry Rain Records, dan Rockpod Records dari Singapura.

Pertama kali dirilis dalam format CD dan vinil pada tahun 2012, Circle of Love menjadi representasi penting dari warna musik Benny yang khas: progresif, eksperimental, tetapi masih intim. Kompilasi ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap benua benua bagi seorang musisi Indonesia yang hampir dilupakan oleh arus utama industri musik lokal, tetapi sebaliknya dihargai dan dihidupkan kembali oleh kolektor dan pecinta musik vintage di luar negeri.

Kolaborasi Internasional dari Bandung ke Toronto

Proyek ini tidak akan lengkap tanpa menyebutkan sosok Jason Connoy, seorang produser dan pendiri Strawberry Rain Records, yang jatuh cinta dengan musik Benny Soebardja. Dia menemukan kembali tiga album solo Benny yang awalnya hanya dirilis dalam bentuk kaset oleh label rekaman SM lokal Bandung antara tahun 1975 dan 1978. Connoy kemudian memprakarsai proyek penerbitan ulang ini sebagai upaya dokumentasi dan pelestarian, serta membuka pintu bagi generasi baru untuk mengetahui salah satu legenda rock Indonesia.

Lagu -lagu di album ditulis dalam bahasa Inggris, terima kasih kepada Kolaborasi Tutup Benny dengan sahabatnya di Inggris, Bob Dook, yang tinggal di Bandung pada waktu itu. Bob bukan hanya seorang penerjemah, tetapi seorang penulis lirik emosional yang mampu mengartikulasikan ide -ide Benny menjadi nuansa lirik universal.

Bob Dook menikah dengan seorang gadis dari Filipina dan menetap di Singapura, sekarang memiliki PR (tempat tinggal permanen) setiap 3 bulan, Benny Soebardja dan Bob Dook secara rutin bertemu di Singapura untuk hanya mengenang.

Produser lain adalah Eothen Allapatt dari California, Amerika Serikat yang melepaskan kembali album Langkah Raksasa, “Giant on the Move”

Lagu yang menyuarakan waktu dan jiwa

Circle of Love berisi judul ikonik seperti kehilangan waktu, Suzane sayangku,
Circle of Love, Wise World Sama Sun Jeda Ada Night Train, Come Dekat, Hari yang cerah, Junkie & How To Live Dan Keuntungan Musik untuk Saya.

Ada kisah cinta, pencarian identitas, kritik sosial, refleksi spiritual yang dibungkus dengan pengaturan gitar dan keyboard khas di tahun 70 -an.

“Circle of Love”: Lagu yang merupakan judul kompilasi ini adalah pengingat kekuatan cinta sebagai energi penyembuhan.
Dan “Night Train”: Jelaskan Perjalanan Gelap Dark dan Penuh Kontemplasi.

Musisi pendukung

Meskipun bernama album solo, Benny tidak berjalan sendirian. Dia didukung oleh musisi tangguh seperti:

Harry Soebardja – gitaris utama, yang juga saudara kandungnya
Triawan Munaf – Keyboardist, yang akan dikenal sebagai Kepala Bekraf dan bapak musisi Sherina Munaf
Adhi Sibolangit – Bassist
Haddy Arief – Drummer

Mereka membentuk kesatuan bersatu dari suara yang koheren, membuat setiap lagu terasa utuh, hidup, dan karakter.

Remastering dan produksi ulang

Seluruh album Circle of Love diteliti oleh tim dari Strawberry Rain Records di Kanada, dengan kualitas audio yang disempurnakan tanpa kehilangan sentuhan analog khas tahun 70 -an. Format vinil yang digunakan bukan hanya nostalgia, tetapi juga memberikan pengalaman mendengarkan yang lebih hangat dan dinamis bagi pecinta musik sejati.

Warisan non -time

Circle of Love bukan hanya dokumentasi musik, itu adalah artefak budaya. Album ini mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki dan masih memiliki musisi visioner seperti Benny Soebardja, yang melebihi batas genre, bahasa, dan geografi. Melalui tangan pecinta musik lintas negara, karya Benny sekarang bersinar lagi dalam format yang layak: vinil yang berisi jiwa.

Oleh: Kin Sanubary