Kampanye Gerakan Mixa, Bunda Literasi Subang menyajikan empat peran penting membaca

Subang, tapkijaja.com – Ibu Literasi Kabupaten Subang, Ega Anjani Reynaldy, S.IP., dilakukan penuh dengan antusiasme dan visi yang kuat saat menghadiri kegiatan kamp literasi Gareulis 2025 GLN yang diadakan di tingkat provinsi Java Barat yang diadakan di Villa Sari Alam, Ciater, Subang, Jumat, 06/20/20/20/20/20/20.

Disertai oleh ketua Kabupaten Subang Dharma Wanita, HJ. Siti Nuraeni Nuroni, S.ip., Kehadiran Bunda Literasi Subang bukan hanya simbolis. Dia hadir sebagai pengemudi utama, membawa semangat baru untuk merentangkan melek huruf di daerah tersebut.

Acara yang juga merupakan tempat untuk pelantikan Manajemen Gareulis Regency/City Gareulis di Jawa Barat membawa tema: “Kamp Literasi Membangun Penggerak Literasi yang Sulit, Berkomitmen, dan Memilih Integritas untuk Mengembangkan Literasi di Kepulauan.”

Dalam sambutannya, Ega Anjani Reynaldy menekankan bahwa melek huruf bukan hanya masalah membaca dan menulis. Lebih dari itu, melek huruf adalah kekuatan untuk membentuk karakter, membuka cakrawala pemikiran, dan menjadi fondasi kemajuan regional.

“Orang -orang yang membaca hari ini, akan memimpin dunia besok. Melalui membaca, kita membuka pikiran kita, memahami dunia, dan membentuk masa depan yang lebih baik, lebih beradab, dan lebih manusiawi,” katanya dengan tegas.

Sebagai pembawa acara, Ega Anjani juga menyambut para peserta dan administrator baru dengan antusiasme tinggi. Menurutnya, Subang yang dipilih sebagai tempat pelantikan adalah momentum penting yang menegaskan posisi Subang sebagai pusat gerakan melek huruf baru di Jawa Barat.

Dia menjelaskan empat peran penting membaca dalam membentuk masa depan:

1. Berlatihlah pola pikir yang kritis dan bijaksana, dengan kemampuan untuk memilah informasi dan memahami berbagai sudut pandang.
2. Menumbuhkan kreativitas dan empati, terutama untuk anak -anak yang suka membaca.
3. Ke dasar semua sains dan keterampilan, dari sains, sejarah, hingga kebijaksanaan lokal.
4. Membangun kepercayaan diri, karena wawasan luas membuka jalan bagi partisipasi aktif dalam masyarakat.

“Jangan menunggu untuk dibaca. Tapi bacalah itu menjadi pintar. Buat literasi gaya hidup, bukan hanya kewajiban,” tambahnya.

EGA juga memberikan pesan yang kuat kepada administrator Gareulis GLN yang baru saja ditunjuk untuk membuat posisi ini bukan hanya nama, tetapi tanggung jawab nyata untuk membawa perubahan di masyarakat.

“Tugas di masa depan bukanlah ringan, tetapi penuh dengan peluang untuk menjadikan Java Barat sebagai provinsi yang melek, adaptif, dan maju,” katanya.

Tidak lupa, ia mengundang seluruh komunitas Kabupaten Subang untuk terus menumbuhkan budaya melek huruf – mulai dari rumah, sekolah, hingga lingkungan sekitarnya.

Acara ini juga dihadiri oleh ibu dari West Java Literacy, DRA. HJ. I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka, M.Sc., yang juga memberi penghargaan kepada semua manajemen dan peserta, dan menekankan pentingnya kolaborasi dalam melek aksi -literasi berbasis aksi, bukan hanya wacana.

Juga hadir adalah kepala Layanan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat, Ketua Umum dan Dewan Pengawas Gareulis Gln, kepala Divisi Pengembangan Sekolah Menengah Pendidikan dan Budaya Subang, dan Manajemen Gareulis GLN dari berbagai distrik/kota.

Dengan semangat yang dibawa oleh Bunda Literasi Subang, Literasi di Kabupaten Subang bukan lagi mimpi – melainkan gerakan yang hidup dan ringan.