Akhir pekan yang penuh dengan inspirasi di Pesantren dengan Kiyai Maman Imanulhaq, antara Subang dan Majalengka

Subang, Tukuijaja.com-Weekend bukan hanya waktu istirahat untuk sekolah asrama Islam Ekologi Al-Mizan, tetapi lebih dari momentum yang dipenuhi dengan inspirasi, kolaborasi, dan semangat pemberdayaan rakyat.

Di tengah -tengah suasana alami yang teduh di Wanajaya, Sabtu (6/14), Kang Kiai Maman Imanulhaq bersama istrinya, Nyai Urofikoh menyambut para tamu penting yang datang untuk tetap berhubungan dan mendiskusikan masa depan Pesantren dan orang -orang.

Pagi dimulai dengan kunjungan dari Tim Bank Islam Indonesia (BSI). Dalam dialog antusias yang hangat dan kolaboratif, kedua belah pihak mengeksplorasi potensi sinergi antara lembaga keuangan Islam dan pesantren berbasis ekologis.

“Pesantren saat ini tidak cukup hanya untuk menjadi lembaga pendidikan agama. Dia harus menjadi pusat peradaban-yang menanamkan karakter, menggerakkan ekonomi rakyat, dan mempertahankan keberlanjutan lingkungan. Di sinilah semangat Islam Rahmat Lil ‘Alamin Temukan Alamin-Caria-Carizy,” kata Kang Kang Kiai Maman Imanulhaq. Cariegiver Temukan Alamin dari Al-Mama.

Belum lama ini, pergantian sekolah asrama al-Madani Majalengka yang dipimpin oleh Kyai Endi, Ummi Ambar, dan para administrator hadir untuk dibahas di halaman kantor Al-Mizan Wanajaya. Mereka disambut oleh Kang Kiai, Mrs. Upik, ketua Yayasan Amir Hamzah, Direktur Program H. Asep Zaenal ARIPIN, dan Direktur Pesantren Ustadz Dede Maulana.

Pertemuan ini menghasilkan pemahaman strategis: bahwa ekonomi Islam bukan hanya sistem keuangan, tetapi juga cara menuju keadilan sosial, pemberdayaan rakyat, dan keberlanjutan kehidupan.

“Ekonomi Syariah bukan hanya transaksi halal, tetapi jalan menuju keadilan sosial dan kemandirian rakyat. Pesantren haruslah lokomotif,” tambah Kang Kiai.

Setelah doa di jemaat di Dzuhur di Masjid Hias Kayu Jati, sebuah kelompok dari Sekolah Asrama Islam Mumtaz Mizani Subang dan Institut Teknologi Bandung (ITB) hadir untuk memantau kemajuan pembangunan bangunan bambu yang secara khusus dirancang sebagai bentuk arsitektur ramah lingkungan.

Al-Mizan dipilih sebagai lokasi persidangan karena dianggap memiliki komitmen yang kuat dalam menggabungkan nilai-nilai Islam dengan kepedulian terhadap alam. Kolaborasi ini diharapkan menghasilkan model perumahan yang kuat, murah dan berkelanjutan.

“Gathering bukan hanya masalah tatap muka. Ini adalah momentum pertukaran energi, ide, dan berharap untuk membangun masa depan yang mandiri dan berkelanjutan,” pungkas Kang Kiai.

Kegiatan berlanjut sampai malam di sekolah asrama Islam utama al-Mizan Jatiwangi, ditutup dengan mendengarkan Tausia dari Sheikh Mutawalli Asy-Syarawi tentang pentingnya kepercayaan pada kemenangan Muslim atas penindasan, terutama di Palestina.

Dalam keadaan lega, Kang Buda Faishal memimpin Qunut Nazilah, doa khusus untuk kemenangan dan perlindungan saudara -saudara Muslim di Palestina.

“Al-Fatihah untuk Palestina, untuk masa depan yang adil dan penuh.” Dia